Membodohi Rakyat Dengan Penurunan Harga BBM

Posted on Januari 19, 2009 oleh

32


Iklan salah satu partai politik yang menggunakan penurunan harga BBM/Premium sebanyak 3 kali dalam waktu 45 hari sebagai prestasi pemerintahan Presiden SBY adalah sebuah pembodohan bagi rakyat.

#1 Pembodohan Pertama

Penurunan harga sebanyak 3 kali tersebut tidak mengembalikan harga BBM pada tingkat di mana pemerintahan Presiden SBY menaikkan harga BBM pertama kali pada 1 Maret 2005. Tiga kali penurunan harga BBM tersebut hanya mengembalikan harga premium dari harga setelah naik yang kedua kali pada 1 Oktober 2005 ke 24 Mei 2008.

Pemerintahan Presiden SBY menaikkan harga BBM 3 kali

Masyarakat luas mungkin lupa bahwa pemerintahan Presiden SBY telah sebanyak 3 kali menaikkan harga BBM yaitu pada 1 Maret 2005, 1 Oktober 2005 dan 24 Mei 2008.

Kenaikan harga BBM pada masa pemerintahan Presiden SBY dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tanggal Kenaikan Harga Baru Harga Lama Prosentase
1 Maret 2005 Rp 2.400 Rp 1.810 32%
1 Oktober 2005 Rp 4.500 Rp 2.400 87,5%
24 Mei 2008 Rp 6.000 Rp 4.500 33%

Tiga kali penurunan harga tidak mengembalikan ke tingkat harga semula

Pada bulan Desember 2008 pemerintah mennurunkan harga BBM dua kali dan sekali pada 15 Januari 2009. Tiga kali penurunan harga tersebut tidak mampu mengembalikan harga BBM ke kondisi pada saat pemerintahan Presiden SBY menaikkan harga BBM pertama kali pada 1 Maret 2005. Lihat saja pada kasus Premium. Harga Premium sebelum naik pada 1 Maret 2005 adalah Rp 1.810 per liter. Sedangkan, harga premium setelah tiga kali turun dalam kurun waktu 45 hari (Desember 2008 dan Januari 2009) adalah Rp 4.500 per liter.

Tanggal Turun Harga Baru Harga Lama Prosentase
1 Desember 2008 Rp 5.500 Rp 6.000 8%
15 Desember 2008 Rp 5.000 Rp 5.500 9%
15 Januari 2009 Rp 4.500 Rp 5.000 10%

Presiden SBY berkuasa selama lima tahun. Oleh karena itu, apabila partai tersebut mau obyektif dan tidak melakukan pembodohan terhadap rakyat, maka sudah seharusnya menggunakan data selama Presiden SBY berkuasa untuk mengklaim segenap prestasinya, termasuk prestasi dalam menurunkan harga BBM. Ingat, selain menurunkan harga BBM, pemerintah juga memiliki prestasi menaikkan harga BBM. Menurunkan 3 kali, menaikkan juga 3 kali.

Marilah kita lihat grafik harga BBM pada masa pemerintahan presiden SBY sampai dengan Januari 2009 ini.

image

Grafik di atas menunjukkan dengan jelas bahwa 3 kali penurunan harga Premium sama sekali tidak mengembalikan harga Premium ke harga awal sebelum dinaikkan pertama kali oleh pemerintahan Presiden SBY pada 1 Maret 2005.

#2 Pembodohan Kedua

Penurunan harga Premium oleh pemerintahan Presiden SBY pada Desember 2008 dan Januari 2009 bukanlah merupakan prestasi karena penurunan harga tersebut hanya merupakan konsekuensi dari turunnya harga minyak mentah dunia.

Harga BBM naik karena harga minyak mentah dunia naik. Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila harga BBM juga turun pada saat harga minyak mentah dunia turun.

Penurunan harga BBM akan merupakan prestasi apabila penurunan harga tersebut dihasilkan dari keberhasilan pemerintah menaikkan produksi minyak mentah Indonesia. Dengan naiknya produksi minyak mentah nasional maka pasokan minyak menjadi bertambah sedangkan permintaan tidak naik. Akibatnya, harga BBM menjadi turun. Nah, yang demikian itu baru disebut prestasi.

#3 Pembodohan Ketiga

Pemerintah tidak segera menurunkan harga Premium pada saat harga minyak mentah dunia sudah turun dan negara-negara lain sudah menurunkan harga BBM-nya berkali-kali. Pemerintah baru menurunkan harga BBM setelah didesak oleh para pengamat perminyakan Indonesia.

-*-

Saya mengharap rakyat tidak mudah dibodohi oleh hal tersebut di atas. Marilah kita nilai penurunan harga BBM oleh pemerintah secara obyektif. Penurunan harga tersebut bukanlah merupakan prestasi melainkan sebuah kebijakan yang harus diambil berkaitan dengan turunnya harga minyak mentah dunia. Bahkan, tidak sedikit pengamat yang mengatakan bahwa pemerintah (incumbent) akan memanfaatkan harga minyak untuk keperluan pemilu. Ternyata, dugaan para pengamat tersebut benar-benar terjadi. Sebuah partai politik dengan bangganya menggunakan tiga kali penurunan harga BBM sebagai tema iklan partainya.

Saya rasa, hanya orang yang tidak mampu berpikir dengan jernih saja yang akan terpengaruh oleh iklan tersebut. Orang yang pernah belajar sedikit pelajaran ekonomi di SMP dan SMA akan tahu bahwa penurunan harga BBM itu hanyalah merupakan sebuah kewajaran sebagai perwujudan hukum permintaan dan hukum penawaran. Bukan sebuah prestasi melainkan kewajaran.

Posted in: Bangun Banten