Sejak Jumat akhir pekan lalu kita dibombardir oleh isu mengenai keterlibatan Antasari Azhar, Ketua KPK, pada pembunuhan Nazarudin Zulkarnaen, seorang direktur sebuah BUMN. Motifnya sangat remeh, menurut isu itu, hanya soal perempuan. Hari Jumat lalu itu Kejaksaan telah menetapkan Antasari Azhar sebagai tersangka. Sedangkan, Polda Metro Jaya masih memanggil Antasari Azhar sebagai saksi pada Senin (hari ini). Namun, akhirnya kepolisian pun menetapkan Antasari Azhar sebagai tersangka dan Ketua KPK itu pun langsung ditahan.
Saya tidak mau menganalisis. Akan tetapi, feeling saya mengatakan Antasari Azhar guilty. Apakah feeling saya nanti benar atau salah, tentu biar pihak penyidik dan penuntut umum nanti yang membuktikannya di pengadilan apabila kasusnya bisa naik ke pengadilan. Maaf, saya hanya mengemukakan feeling, bukan opini atau analisis.
Isu Antasari Azhar ternyata mampu menenggelamkan isu kisruh DPT maupun pilpres. Publik seolah-olah diajak untuk melupakan bahwa kita masih akan melaksanakan pilpres yang sampai saat ini pasangan bacapres – bacawapres yang sudah ada barulah pasangan JK – Win atau Jusuf Kalla – Wiranto. Blok S dan Blok M belum jelas.
Memang tidak salah tagline JK dalam kampanyenya bahwa ia dapat berbuat lebih baik dan lebih cepat. Dalah hal mencari pasangan sebagai bacawapres ternyata JK lebih baik dan lebih cepat daripada SBY. JK lebih baik karena dia memperlakukan Wiranto sebagai partner yang sejajar. Walaupun perolehan suara Partai Hanura menurut hasil hitung cepat kurang dari sepertiga perolehan suara Partai Golkar, ternyata JK menempatkan Wiranto sebagai mitra sejajar. JK tetap menjaga kehormatan Wiranto sebagai seorang pimpinan sebuah partai politik. JK pun lebih cepat daripada SBY dalam memilih bacawapresnya dan kemudian mendeklarasikannya. Dalam hal ini JK memperlihatkan bahwa dia seorang pemimpin yang mampu mengambil keputusan secara cepat, bulan seorang pemimpin yang indecisive.
Dalam babak penjaringan bacawapres, JK sudah lebih baik dan lebih cepat dari SBY. Apakah JK – Win nanti akan dapat mengalahkan SBY – “?”? Kita tidak dapat menjawabnya saat ini. Akan tetapi, bolehlah kita mengatakan bahwa JK memiliki kualitas yang lain daripada SBY.
Bagaimana menurut Anda?
s. tuhusetya
Mei 8, 2009
realitas politik indonesia memang selalu melahirkan banyak kejutan, mas arif. tidak selalu partai pemenang pemilu menjadi RI 1. akankah pada pilpres nanti akan uncul juga kejutan baru? kayaknya masih ada satu capres-cawapres yang layak diperhitungkan juga. hasil rapimnas PDIP tetep mengusung mega sbg capres. cawapresnya? mas arif pasti dah tahu jawabannya, kan? hehe …
Yully
Mei 18, 2009
Menurut saya, pengambilan keputusan itu akan tergantung dari hasil yang diharapkan dan situasi yang terjadi. Jika ada sebuah musibah salah satu bagian wilayah Indonesia, maka reaksi harus dilakukan secepat mungkin. Namun mengenai kejadian2 yang berhubungan dengan kondisi politik di Indonesia menurut saya sangat penting untuk melihat lebih jeli. Setiap partai mencoba mencari keuntungan, kemungkinan, dan peluang untuk masuk ke jajaran eksekutif. Bagi 3 partai besar yang mendominasi pemilu 2009 tentu akan memiliki pilihan yang lebih banyak untuk menggandeng partai2 lain sbg mitra koalisinya. Dengan seringnya partai berpindah2 haluan dalam koalisi, tidak mungkin melihat mereka dengan cepat. Karena mungkin kita tidak tahu maksud sebenarnya setiap keputusan mereka. Apakah benar seperti semula, ataukah hanya mencari peluang untuk mereka sendiri? Jadi cepat dan baik itu akan relatif dengan situasi dan kondisi. Kecuali benar.. krn baik belum tentu benar, dan benar sudah pasti baik.
Jakarta Spa
Juni 2, 2009
Memiliki ide yang baik dan mengungkapkannya agar diketahui orang lain adalah hal yang sangat baik. Mungkin dengan semangat itulah, pemimpin2 kita mencoba untuk berkontribusi untuk negara tercinta ini.
Jakarta Spa’s last blog post..Start Your Own Spa Business become Spa Owner
mobile games free download
Oktober 31, 2010
di tunggu update terbarunya gan 😀